BELAJAR
Apa yang dimaksud dengan belajar?
Belajar berarti upaya untuk memperoleh
pengajaran, didikan, dan perintah dari sang pengajar atau guru. Bila ada proses
belajar berarti ada proses mengajar.
Setiap orang wajib belajar untuk mengetahui apa
saja yang belum diketahuinya. Sebagai anak, kita diwajibkan belajar
kepada orang tua kita.
Amsal Salomo mengatakan: “Hai anakku,
dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu” (Amsal
1:8).
Setiap anak harus belajar kepada orang tuanya
untuk kebaikan masa depannya. Kita harus belajar untuk kebaikan hidup kita. Lagi-lagi
Amsal Salomo mengatakan: “Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya,
dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan” (Amsal 6:23).
Sebagai anak Tuhan, apalagi petobat baru
wajib belajar kepada Tuhan melalui firman Tuhan dengan Tuntunan Roh Kudus yang
memberikan pengertian.
Belajar
Percaya
Hidup kekristenan adalah hidup oleh percaya.
Dengan percaya kepada Yesus Kristus kita memperleh keselamatan. Dalam Kitab
Para Rasul dikatakan: “Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. (Kisal Rasul-rasul 16:31).
Hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus disembuhkan
dari penyakitnya. (Lukas 8:50). Dengan percaya kepada Yesus Kristus orang akan
memperoleh hidup kekal ((Yohanes 3:16). Dengan iman
percaya orang dapat memindahkan gunung. Dengan iman percaya
orang berkenan kepada Allah. Dengan percaya kita akan melihat kemuliaan Allah.
(Yohanes 11:40).
Bagi anak Tuhan tidak ada jalan lain kecuali
dengan percaya. Setiap orang Kristen apalagi petobat baru harus belajar percaya
kepada Tuhan. Terlebih pada zaman akhir ini dimana Yesus telah naik ke surga.
Kita tidak bisa lagi melihat Dia secara nyata dalam daging di dunia. Tidak ada
jalan lain keculai kita hidup oleh percaya kepada-Nya.
Hampir setiap kesempatan Yesus mengajar orang
untuk percaya kepada Allah. Para rasul mengajar
dan memberi kesaksian tentang Yesus kepada kita agar kita beroleh percaya.
Pengajaran alkitab pun bertujuan untuk
mengajar orang agar percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus. Karena hanya
dengan demikian manusia memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal.
Sebaliknya orang yang tidak percaya kepada
Yesus Kristus akan dihukum dan akan memperoleh kematian kekal di dalam neraka.
Belajar
Memilih
Sering orang-orang bijak dalam mengajar
orang-orang yang sedang dibinanya berkata bahwa hidup itu adalah pilihan.
Memang betul, kita harus memilih dalam menjalani hidup ini.
Bila anda ingin berhasil jangan salah pilih.
Bagi anda yang bekerja, tersedia dua pilihan yang harus anda pilih. Apakah anda
harus mengerjakan pekerjaan saat ini atau menundanya. Dan sesungguhnya anda pun
sudah tahu apa hasilnya, tetapi karena anda dikuasai oleh keadaan malas maka
anda salah pilih.
Salah dalam mengambil keputusan, anda akan
menerima resikonya. Keberhasilan seseorang tidaklah semata-mata ditentukan oleh
kepintarannya, tetapi oleh kebijaksanaanya dalam memilih. Untuk dapat memilih
dengan benar kita harus banyak belajar terutama belajar hikmat dan pengetahuan
dari Tuhan.
Dalam mengikut Tuhan kita tidak pernah
ditanya tentang seberapa cerdas kita, atau seberapa kuat kita, atau seberapa
kaya kita. Tetapi dalam mengikut Tuhan kita selalu dihadapkan pada pilihan.
Selalu ada dua pilihan yang ditawarkan.
Bila kita salah pilih, kita akan menerima
akibatnya. Belajarlah kepada Tuhan, mintalah hikmat dari pada-Nya agar kita
dapat memilih dengan benar sesuai dengan hikmat yang Tuhan berikan kepada kita.
Untuk mengetahui hal ini, kita dapat belajar dari para Nabi dan Rasul yang telah
dituliskan tentang mereka dalam Alkitab.
Ketika Yosua dipanggil Tuhan untuk memimpin
bangsa Israel. Tuhan mengajukan dua pilihan kepada bangsa itu melalui Yosua.
“…pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah…” Yosua memilih
dengan bijak dengan mengatakan: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada Tuhan.” (Yosua 24:15). Pilihan yang luar biasa.
Dalam kehidupan bergereja atau hidup kelompok
rohani, kita diharapkan bisa mengajar dan menuntun mereka agar mereka
sungguh-sungguh belajar kepada Tuhan agar mereka sungguh memiliki hikmat yang
dari Tuhan sehingga mereka tidak salah pilih dalam menentukan jalan hidup
mereka.
Persiapkanlah diri anda, belajarlah dengan
sungguh agar anda benar-benar bijak dalam memilih setiap pilihan yang Tuhan
Tawarkan kepada anda. Yesus menawarkan dua pintu untuk kita pilih dalam
mengikut Dia. Ada satu pintu yang lebar, dan satu pintu yang sempit. Dan karena
kasih-Nya kepada kita, Dia menasehatkan kita agar kita memilih pintu yang
sempit yang memang sulit untuk melaluinya.
Tapi apa yang terjadi saudaraku? Banyak orang
yang salah pilih dalam mengikut Tuhan. Banyak orang Kristen yang mengaku
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus tetapi mereka memilih jalan yang salah.
Mereka memilih jalan yang lebar alias kehidupan duniawi yang tampaknya mudah
dan menggiurkan, tetapi menuju kebinasaan.
.......
.......
Belajarlah kepada Yesus Kristus. Dengarkanlah
Dia. Ikutilah nasehat-Nya. Masuklah melalui pintu yang sempit itu, yakni
kehidupan rohani yang tidak bisa dimasuki oleh keinginan duniawi, dan memang
sedikit orang yang bisa memasukinya. (Lihat Matius 7:13-14)
Belajar
Kepada Yesus
Jadi saudaraku, tidak ada jalan pintas
menjadi bijaksana. Kalau kita ingin menjadi bijaksana kita harus belajar. Dan
jangan salah memilih tempat belajar. Belajarlah kepada Tuhan Yesus Kristus
melalui Firman (logos) yang telah dituliskan buat kita.
Kita harus belajar untuk bisa memilih dengan
benar. Tentang hal belajar bijaksana kita dapat peroleh dalam Amsal-amsal
Salomo. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah
mengabaikannya. (Amsal 8:33) Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal
dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka. (Amsal 1:33)
Yesus juga mengundang kita yang letih lesu
dan berbeban berat karena dosa untuk belajar kepada-Nya. Indahkanlah undangan
Yesus: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. (Matius 11:28-29)
Tuhan Yesus mengundang kita untuk datang
kepada-Nya, dan belajar dari pada-Nya. Yesus sendiri yang mengatakannya dalam
Injil Matius: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan” (Matius 11:28-29).
Pernahkah anda bertanya dalam hati, mengapa
Yesus mengundang kita belajar dari pada-Nya? Yesus meminta kita belajar dari
pda-Nya agar kita memperoleh pengajaran yang benar sesuai kehendak Allah. Yesus
tidak menginginkan kita belajar dari orang lain yang masih duniawi. Pengajaran
orang duniawi pastilah tidak sesuai dengan
kehendak Allah. Siapakah orang-orang yang datang kepada Yesus?
Orang-orang yang belajar kepada
Yesus adalah orang-orang yang berbeban berat, dan orang orang yang jiwanya gelisah
dan haus akan kebenaran.
Orang-orang yang berbeban berat adalah
orang-orang yang sudah tidak memiliki kemampuan lagi untuk menjalani hidupnya.
Orang-orang seperti inilah yang mau berserah diri kepada
Tuhan. Orang-orang seperti inilah yang akan mau belajar dengan tulus dari
Tuhan.
Dan orang-orang yang jiwanya gelisah adalah
orang-orang yang mencari jalan hidup yang sebenarnya dalam hidupnya.
Ada yang mengejutkan kita tentang pengajaran
yang diberikan oleh Yesus. Pengajaran-Nya sangat berbeda dengan pengajaran yang
diberikan oleh orang-orang sekuler, orang-orang Farisi, dan orang duniawi.
Yesus tidak mengajar dengan hikmat manusia
tetapi Dia mengajar dengan hikmat Allah. Yesus mengajar dengan lemah lembut dan
rendah hati namun penuh kuasa karena Dia mengajar dengan kasih. Kita belajar
kepada Yesus untuk ketenangan jiwa kita, keselamatan jiwa kita karena kita
telah diselamatkan di dalam Roh.
Kita telah menjadi manusia roh. Kita telah
memiliki kehidupan kekal. Kita harus belajar kepada Yesus supaya kita
memperoleh pengajaran yang benar untuk keselamatan jiwa kita. Kita akan
memperoleh iman yang kuat dan tidak bergantung pada hikmat manusia. Kita
senantiasa bergantung pada kekuatan Allah.
Dalam menggembalakan jemaatnya, rasul Paulus
mengajar mereka sama seperti Yesus telah mengajar para murid-Nya. Dia mengajar
para jemaatnya bukan dengan kekuatan pikirannya sendiri. Dia semata-mata
mengandalkan kekuatan yang ia peroleh dari Tuhan di dalam Roh Kudus.
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus,
rasul Paulus mengatakan: “Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan
dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang menyakinkan, tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia,
tetapi pada kekuatan Allah” (1 Korintus 2:3-5).
Belajar
Berdoa
Saudaraku yang dikasihi oleh Yesus Kristus.
Saya sangat yakin dan percaya bahwa begitu pentingnya kita belajar untuk
memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar agar kita dapat sungguh-sungguh
bisa memilih yang terbaik sesuai kehendak Tuhan.
Kalau kita pelajari doa-doa Rasul Paulus,
tidak ada doa yang dipanjatkan untuk meminta berkat jasmani. Tetapi Dia berdoa
seperti kepada jemaat di Filipi agar mereka dalam kasih makin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian sehingga mereka dapat
memilih apa yang baik. “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat
memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari
Kristus” (Filipi 1:9-10). ....
*****
Doa kami tulisan yang kami
sajikan ini menjadi berkat bagi saudara.
Terima kasih, saudara telah membaca tulisan yang
disajikan oleh Ev. Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus
memberkati saudara. Amin!